Jumat, 10 Desember 2010

Hati-hati,Alat Makan Bisa Jadi Sarang Bakteri


Angka beberapa jenis penyakit infeksi yang umum diderita masyarakat, seperti diare, tifus dan disentri mayoritas disebabkan oleh air minum yang tercemar bakteri Escherichia coli, yang berasal dari tinja manusia dan hewan. Selain mencemari air atau makanan, bakteri ini juga bisa mengontaminasi alat-alat makan yang dicuci dengan air yang juga tercemar.

Walaupun sabun yang dipakai untuk mencuci piring bisa membunuh bakteri, ternyata jika alat makan itu dibilas dengan air yang tercemar E.coli, bakterinya tetap bisa masuk ke tubuh manusia dan menyebabkan penyakit.
"Karena itu sebaiknya alat makan dicuci dan di
bilas dengan air yang bersih dan bebas cemaran," kata Dr.Budi Haryanto, MSc, pakar lingkungan dari fakultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia di acara media edukasi mengenai pencemaran air di Jakarta.
Beberapa penelitian juga menunjukkan, penggunaan air yang tercemar E.coli akan meningkatkan risiko diare pada bayi dan balita hingga empat kali lipat. Untuk mengurangi kontaminasi bakteri, Budi menyarankan agar alat-alat makan selalu dicuci di bawah air yang mengalir. "Hindari mencuci dan membilas piring atau gelas di wadah air yang sudah dipakai berkali-kali," katanya.

Selain itu, untuk mematikan kuman dan bakteri, kita juga bisa mengeringkan alat-alat makan yang sudah dicuci dengan lap bersih. "Jangan gunakan alat makan yang masih basah karena bakterinya mungkin masih hidup," urainya. Cara tradisional seperti menjemur dan mengeringkan alat makan yang sudah dicuci di bawah sinar matahari juga bisa dipakai.

Namun untuk industri atau jasa boga, sanitasi alat-alat makan dilakukan dengan memasukkannya ke dalam oven supaya pemusnahan mikroba lebih maksimal. "Kalau untuk di rumah atau keperluan rumah tangga, mungkin bisa dibilas dengan air panas," kata Dr.Ratih Dewanti-Hariyadi, dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dari IPB.

Selain saat pencucian, Ratih menyarankan agar cara penyimpanan alat makan menjadi perhatian. "Simpan alat-alat makan yang sudah dicuci dan dikeringkan di tempat yang bersih, tidak terjangkau hewan atau serangga," katanya.
Sebelumnya, diketahui lebih banyak penduduk dunia meninggal akibat air yang tak aman ketimbang akibat segala bentuk kekerasan, termasuk perang. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan hal itu, Senin (23/3/2010) yang lalu, dalam pesan untuk memperingati Hari Air Dunia.

"Semua kematian ini merupakan penghinaan terhadap kemanusiaan kita, dan merusak upaya banyak negara untuk mencapai potensi pembangunan mereka," kata Ban di New York. "Dari hari ke hari, kita mengalirkan jutaan ton limbah pertanian dan industri serta kotoran yang tak diolah ke dalam sistem air di dunia," tambahnya.

Ia menambahkan, air bersih telah menjadi barang langka dan akan menjadi kian susah ditemukan akibat perubahan iklim. Hari Air Dunia tahun ini bertema "Air Bersih buat Dunia yang Sehat", yang menyoroti kenyataan bahwa kualitas dan kuantitas sumber air terancam.

Ban menekankan, dunia memiliki kemampuan untuk mengatasi tantangan itu dan mendesak semua negara untuk menjadi pelayan yang lebih baik bagi sumber air mereka.

Masalah itu juga dibahas di dalam dialog interaktif tingkat tinggi Sidang Majelis Umum PBB di Markas PBB, New York, Amerika Serikat. "Tanpa air, tak akan ada prospek untuk mencapai MDG (Sasaran Pembangunan Milenium)," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB Urusan Ekonomi dan Sosial Sha Zukang pada pertemuan tersebut.

Pada pertemuan puncak tahun 2000, para pemimpin dunia menetapkan tenggat pada 2015 untuk mencapai sasaran utama pembangunan milenium pengentasan orang dari kemiskinan. Semua itu meliputi penghapusan kelaparan dan kemiskinan yang parah, mencapai pendidikan dasar universal, memberdayakan perempuan, mengurangi kematian anak-anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lain, serta menjamin ketahanan lingkungan hidup. 

Sumber:  www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...