Kamis, 09 Desember 2010

Penangkapan Julian Assange Buka Urusan AS


WASHINGTON – Gedung Putih mengatakan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam tindakan hukum di London setelah penangkapan pendiri WikiLeaks, Julian Assange.
Seorang hakim di Inggris menolak jaminan untuk Assange setelah sang pendiri WikiLeaks mengatakan kepada pengadilan bahwa dirinya akan melawan upaya ekstradisi dirinya ke Swedia agar dirinya dihadapkan pada investigasi kejahatan seksual.

Dari Departemen Luar Negeri, juru bicara P.J Crowley menyebut kasus itu "sebuah masalah antara Inggris dan Swedia." Ia menambahkan bahwa AS meneruskan investigasinya sendiri.
Crowley tidak menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan AS mengupayakan ekstradisi Assange ke AS. Ia hanya mengatakan bahwa investigasi AS terus berlanjut.
"Yang kami selidiki adalah kejahatan berdasarkan hukum AS. Pembocoran 250 ribu dokumen rahasia dari orang dalam pemerintah ke seorang di luar pemerintahan adalah sebuah kejahatan," kata Crowley.
Pada hari Selasa, terungkap bahwa salah satu wanita Swedia yag menuding Julian Assangemelakukan kejahatan seksual ternyata adalah pendukung oposisi Kuba dan kemungkinan memiliki hubungan dengan CIA.
Keterkaitan Anna Ardin dengan Kuba dimuat sejumlah situs internet pada hari Selasa setelah Assange menyerahkan diri di London untuk menanggapi perintah penangkapan yang dikeluarkan Swedia. Assange dicari untuk ditanyai perihal Ardin dan seorang wanita lain yang menuding Assange melakukan perbuatan asusila.
Assange menolak tudingan tersebut dan menyatakan akan melawan proses ekstradisi. Ia dipenjarakan dan menunggu jadwal sidang pada 14 Desember.
Hakim Howard Riddle mengatakan bahwa warga negara Australia yang merupakan mantan peretas komputer dan tidak punya rumah tetap tersebut bisa bebas jika diizinkan mendapat jaminan.
Assange menyerahkan diri ke Scotland Yard dan dikirimkan ke Pengadilan Magistrat Kota Westminsterr pada siang harinya.
Sementara itu, P.J Crowley mengatakan bahwa para diplomat AS di seluruh dunia telah melihat tanda-tanda negara-negara lain bersikap lebih waspada dalam hubungan dengan AS karena rilisratusan dokumen rahasia WikiLeaks.
"Kami mengetahui setidaknya ada satu pertemuan saat komputer jinjing diharuskan ditinggalkan di luar ruangan," kata Crowley.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS, Kolonel Dave Lapan mengatakan bahwa militer AS juga mengamati hal serupa dari negara-negara asing.
Ardin bekerja di Universitas Uppsala, Swedia, dan dikenal di sejumlah lingkar perlawanan dan pengasingan Kuba.
Ia mengunjungi Kuba sekitar empat kali antara tahun 2002 dan 2006 sebagai perwakilan sosial demokrat Swedia, kata Manuel Cuesta Morua, kepala gerakan perlawanan sosial demokratis Kuba, Arco Progerista.
Ardin tidak bisa dihubungi untuk dimintai keterangan. Para tokoh Kuba yang diasingkan di Swedia dan mengenal Ardin mengatakan bahwa wanita tersebut tidak ingin muncul karena penahanan Assange.
Dua buah situs juga menyatakan bahwa Ardin dekat dengan penulis terasing Kuba, Carlos Alberto Montaner dan Ladies in White, kelompok beranggotakan para kerabat wanita tahanan politik Kuba.
Situs-situs tersebut menyatakan bahwa hubungan Ardin dengan Kuba merupakan bukti adanya plot yang dirancang AS untuk memfitnah dan memenjarakan Assange. Salah satu situs bahkan menyebut Montaner punya hubungan dengan CIA.
Kepada wartawan, Montaner mengaku tidak pernah bertemu Ardin dan ia membantah punya hubungan dengan CIA, ia menyebutnya propaganda Kuba. Berta Soler dan Laura Pollán, juru bicara Ladies in White, mengklaim tidak kenal dengan Ardin. 

Sumber: www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...